CARA PEMERIKSAAN COOMB’S TEST
![]() |
SUMBER FOTO :BLOG TENTANG KEDOKTERAN |
A.
PENDAHULUAN
Pemeriksaan Coomb’st test adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibody
pada permukaan eritrosit dan anti-ab eritrosit dalam serum. Anti body ini menyelimuti permukaan sel
eritrosit yang meyebabkan umur eritrosit menjadi lebih pendek dan sering
menyebabkan reaksi inkompetibel pada transfuse darah.
B.
TUJUAN
PEMERIKSAAN
Untuk mendeteksi adanya ab pada permukaan eritrosit
dan anti-ab eritrosit pada serum
C.
PRINSIP
PEMERIKSAAN
Eritrosit yang telah
dicuci dan yang diselubungi oleh globulin manusia akan diaglutinasi oleh Anti
Human Globulin yang ditambahkan ke dalam tabung pemeriksaan.
D.
METODE PEMERIKSAAN
1.
Aglutinasi
Langsung (direct Coomb’s test)
2.
Aglutinasi Tidak
Langsung
E.
REAGENSIA
1.
Sel golongan
darah O normal 2-5 %
2.
Coomb’s control
cell positif (CCCP)
3.
Bovin albumin 22%
(BA)
4.
Coomb’s Serum (
AHG) yaitu anti human globulin antibody yang
dihasilkan oleh binatang yang disuntikkan serum atau protein manusia untuk
mendeteksi Ab yang melekat pada permukaan eritrosit dan menyingkirkan Ab lain
yang tidak diinginkan.
5.
Saline
F.
PERALATAN
1.
Incubator (waterbath
0 suhu 37 0 c
2.
Centrifuge
3.
Mikroskop
4.
Timer
5.
Rak tabung
6.
Tabung reaksi
ukuran 12 x75 mm
7.
Pipet tetes
8.
Botol semprot
9.
Slide test
10. Beaker glass
11. Wadah limbah
G.
CARA KERJA
1.
Aglutinasi
Langsung (direct Coomb’s test)
a.
Siapkan alat dan
bahan
b.
Tambahkan 2 tetes
suspense eritrosit 2-5 % ke dalam tabung I dan II
c.
Cuci suspense eritrosit
2-5 % 3-4 kali dengan saline
d. Tambahkan kedalam
sedimen sel ( tabung I 2 tetes AHG dan tabung II, 2 tetes saline sebagai negative
control)
e.
Putar 1000 rpm
selama 1 menit atau 3500 rpm selam 15 detik
f.
Amati ada tidakny
aglutinasi
g. Apabila negative tambahkan
1 tetes cccp dan diputar kembali selama 1 menit kecepatan 1000 rpm
h.
Apabila positif
berarti pekerjaan benar dan apabila negative pemeriksaan harus diulang kembali.
2.
Aglutinasi Tidak
Langsung
a.
Masukkan 2 tetes
serum atau plasma yang akan dipriksa ke dalam tabung reaksi
b.
Tambahkan 1 tetes
suspense eritrosit 2-5 % kedalam tabung
tersebut
c.
Inkubasi pada
suhu 370 C selam 15-60 menit
d.
Tambahkan BA 22%
kemudian diputar 1 menit pada 1000 rpm dan baca hasil reaksinya. Setelah itu
inkubasi selam 15 menit
e. Cuci suspense eritrosit
2- 5% 3-4 x dengan salin. Salin pencucian terakhir dibuang sebanyak-banyaknya
untuk mencegah pengenceran serum coomb’s
f.
Kemudian tambahkan
2 tetes serum coomb’s dan kemudianputar selam 1 menit 1000 rpm
g.
Baca hasil reaksinya
h. Apabila hasil negative
tambahkan 1 tetes CCCP dan diputar kembali 1000 rpm selam 1 menit
i. Apabila positif
berarti pekerjaan benar dan apabila negative pemeriksaan harus diulang kembali
H.
INTERPRETASI
HASIL
1.
Tidak ada aglutinasi = tidak ada irregular antibody
2.
Aglutinasi = ada
kemungkinan incomplete antibody dalam serum pasien atau plasma donor sesuai
dengan sel panel yang dipergunaka
I.
Faktor
yang mempengaruhi perlekatan Ab pada sdm invitro :
1. Temperatur
Ab
yang menyeubungi eritrosit dan serum breaksi oftimal pada suhu 37 0 C. suhu yang terlalu rendah akan mempengaruhi
kecepatan asosiasi Ag dan Ab. Sebaliknya suhu yang terlalu tinggi akan merusak
eritrosit dan molekul Ab.
2.
Ionic Strength.
Eritrosit dapat disuspensikan kedalam berbagai media misal dalam lar saline fisiologis, lar albumin, LISS dan reag additive seperti polyethylene glycol (PEG)/hexadimethrine bromide (polybrene). Dalam cairan isotonik, Na ion dan Cl ion bergerombol sekeliling sel dan sebagian menetralisir muatan yang berseberangan pada Ag dan molekul Ab. Effek penyelubungan ini yang merintangi assosiasi Ab dengan Ag dan dapat dikurangi dengan cara mengurangi ionic strength dari media reaksi. Konsekuensi menurunkan konsentrasi garam dari media reaksi meningkatkan Ab yang melekat pada eritrosit. Penggunaan albumin kec bila digunakan dibawah kondisi ion yang rendah juga dapat melakukan perlekatan molekul Ab.
3.
Proporsi Serum
Terhadap Sel
Suspense eritrosit yangterlalu tinggi atau
terlalu rendah dapat mempengaruhi drajat Ab yang menyelimuti eritrosit. Dengan
meningkatkan ratio serum terhadap sel dapat mendeteksi Ab yang bereaksi lemah
yang tidak terdeteksi dibawah suspensi normal eritrosit.
4.
WaktuInkubasi
Tehnik albumin waktu inkubasi 15 – 30 menit suhu 370 C ® waktu yang adekwat untuk mendeteksi Ab yang menyelimuti sdm yang secara klinis berarti. Ab yang bereaksi lemah, reaksi Ag Ab tidak dapat mencapai keseimbangan dalam waktu inkubasi selama 30 menit dan dengan memperpanjang waktu inkubasi dapat membuktikan keberadaannya.
Tehnik albumin waktu inkubasi 15 – 30 menit suhu 370 C ® waktu yang adekwat untuk mendeteksi Ab yang menyelimuti sdm yang secara klinis berarti. Ab yang bereaksi lemah, reaksi Ag Ab tidak dapat mencapai keseimbangan dalam waktu inkubasi selama 30 menit dan dengan memperpanjang waktu inkubasi dapat membuktikan keberadaannya.
J.
Sumber
Kesalahan
HAsil Negatif Falsu
pada Pemeriksaan disebabkan oleh
1. Tidak mencuci sdm
dengan bersih dan baik, karena globulin
yang bebas yang tidak berikatan dengan
sel akan menetralisir AHG.
2. pemeriksaan terganggu
atau tertunda.
·
Pelaksanaan
proses pencucian harus dilakukan secepat mungkin untuk mengurangi kehilangan Ab
yang terlepas dari sel.
·
AHG
harus ditambahkan segera setelah proses pencucian selesai karena Ab yang telah mengadakan ikatan akan terlepas
kembali.
· Setelah
AHG ditambahkan harus segera diputar dan dibaca, karena reaksi IgG yang
menyelimuti sdm akan melemah setelah inkubasi.
3. Reagen kehilangan
reaktivitas yang disebabkan oleh penyimpanan yang tidak baik, kontaminasi
bakteri / serum manusia. Penyimpanan AHG dianjurkan pada 2 – 80 C, jangan
dibekukan, bila warna berubah tidak digunakan lagi. AHG mengalami netralisasi
bila terkontaminasi dengan serum manusia / anti–D sera. Hal ini tidak terlihat
dengan mata (makroskopis) tetapi terlihat bila diperiksa dengan CCC, hasil
reaksi yang seharusnya pos menjadi neg.
4. Tidak ada AHG pada
pemeriksaan, atau lupa menambahkan AHG. Hal ini dapat dicegah dengan memakai
AHG yang berwarna.
5. Penggunaan
centrifugasi yang tidak baik
Centrifugasi yang lambat keadaan menjadi tidak optimal untuk aglutinasi, sebaliknya centrifugasi yang terlalu kuat memadatkan sel, sehingga sel sukar untuk terurai.
Centrifugasi yang lambat keadaan menjadi tidak optimal untuk aglutinasi, sebaliknya centrifugasi yang terlalu kuat memadatkan sel, sehingga sel sukar untuk terurai.
6. Jumlah eritrosit yang ada pada pemeriksaan mempengaruhi reaktivitas.
Reaksi yang lemah karena terlalu banyak eritrosit, sebaliknya eritrosit yang
terlalu sedikit menyulitkan pembacaan aglutinasi dengan baik.
7. Reaksi prozone
sebagai kemungkinan penyebab pemeriksaan antiglobulin tidak reaktif.
HAsil Positif palsu
pada pemeriksaan disebabkan oleh
1. Sdm sudah
dicentrifugasi sebelum dilakukan pencucian. Apabila tidak terlihat aglutinasi yang tampak setelah penambahan AHG
dapat disalah interpretasikan pembacaannya sebagai akibat perselubungan IgG /
komplemen. eritrosit penderita cold react auto Ab yang kuat beraglutinasi pada
contoh darah yang disimpan pada suhu kamar atau dibawah suhu kamar.
2. Tabulasi gelas yang
tidak bersih terkontaminasi dengan debu, detergent / material lain yang
menyebabkan sdm menggumpal / aggregasi.
3. Over centrifugation
dapat memadatkan eritrosir yaitu
agregasi disalah artikan dengan aglutinasi.
4. Reagen yang dibuat
tidak baik dan dapat mengandung Ab yang mengakibatkan aglutinasi pada sel yang
tidak diselubungi. Enzyme treated red blood cells dapat meningkatkan
reaktivitas dengan antispecies Ab dan dapat bereaksi langsung dengan reag AHG
yang mengandung kontaminasi aktivitas.
No comments:
Post a Comment